Home

Assalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuhu,

Selamat datang di beranda maya kami, Tiada hal yang tak berarti, Atas kehadiran dan atensinya, yang telah anda berikan,
Pada kami....

Terima kasih telah sudi berkunjung, semoga bermanfaat dan membawa kebaikan, Aamiin

Senin, 26 November 2012

HARI GURU NASIONAL

Tanggal 25 November ditetapkan oleh pemerintah sebagai Hari Guru Nasional, pada hari tersebut dilakukan upacara untuk menghormati dan memuliakan guru yang telah banyak memberikan jasa dan pengorbanan pada bangsa dan negara. Eksistensi bangsa ini tidak lepas dari kepeloporan guru dalam membangkitkan kesadaran kehidupan berbangsa dan bernegara pada anak-anak didiknya di awal pergerakan kebangsaan nasional. Berkat pendidikan dan pengajaran yang mereka berikan kemudian muncul banyak tokoh cendekiawan (terpelajar) yang sangat peduli dengan kondisi kehidupan masyarakat.

Upacara hari guru di SMPN 2 Bejen dilaksanakan pada hari Senin Tanggal 26 November 2012 karena tanggal 25 bertepatan dengan hari Minggu. Upacara dilaksanakan oleh pengurus OSIS dipimpin oleh ketua OSIS Fikri Amri Maulana siswa kelas 8A dengan inspektur Upacara Bapak Bahrudin, S.Pd. Dalam amanatnya beliau menyampaiakan alasan mengapa diadakan hari guru, karena guru telah banyak berjasa pada bangsa ini melalui pendidikan yang mereka berikan. Perjuangan dan pengabdian guru telah mengantarkan bangsa ini menjadi bangsa yang merdeka dan menjadi bangsa yang besar. Tidak lupa beliau juga memberi contoh pengabdian dan pengorbanan bapak ibu guru di SMPN 2 Bejen, betapa berat perjuangan unuk setiap hari datang ke sekolah sementara rumah mereka ada yang berada nun jauh di kota Temanggung yang berjarak kurang lebih 45 km. Ketika anak-anak Ngaliyan, Duren dan Petung belum bangun, Pak Purwanto dan Pak Agus Sutanto sudah berangkat ke sekolah menunaiakn tugas dan kewajibannya memberikan ilmu dan pengetahuannya kepada anak-anak didiknya.
Amanat ditutup dengan pekikan "hidup guru" sampai tiga kali yang disambut tepuk tangan meriah dari para peserta upacara sebagai bentuk penghargaan dan penghormatan spontan pada pagi hari yang cerah itu.

Selesai upacara bendera dilanjutkan dengan pemilihan guru favorit menurut siswa siswi SMPN 2 Bejen, dengan menuliskan pada secarik kertas nama guru yang paling disukai tanpa menyebutkan nama pemilih dan  alasannya. Setelah dihitung oleh Bapak Bahrudin selaku pemandu acara bersama Bapak Agus Triyanto, pilihan siswa mayoritas jatuh pada Bapak Toha yang telah mendapatkan pilihan serupa sejak awal peringatan  hari guru dilaksanakan di SMPN 2 Bejen, pada urutan kedua nama Ibu Tri Restueni muncul sebagai favorit siswa.

Semoga dengan peringatan hari guru ini bisa menambah semangat bapak dan ibu guru dalam mendidik putra-putrinya serta meningkatkan motivasi siswa-siswi dalam belajar untuk meraih cita-cita hari esok. 
Selamat hari guru... Jayalah Indonesia... 

Wassalamu'alaikum....

Jumat, 23 November 2012

ULANGAN UMUM SEMESTER GANJIL 2012/2013

Panitia pelaksana Ulangan Umum Semester 1 (Ganjil) baru saja dibentuk oleh Kaur Kurikulum Bapak Purwanto, S.Pd. Dengan susunan sebagai berikut :
  1. Penanggung Jawab : Kepala Sekolah (Ibu Dwi Margiyani, S.Pd. M.Pd)
  2. Ketua : Bp. Purwanto, S.Pd
  3. Sekretaris ; Bp. Hariyono, S.Pd
  4. Bendahara : Bp. Muh Arifuddin, S.Pd.I
  5. Seksi Konsumsi : Ibu Wahyu Puji Hastuti, SP.
Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, soal disusun oleh Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP Kabupaten Temanggung, di mana dalam pelaksanaannya diserahkan pada MGMP masing-masing mata pelajaran. Jadwal pelaksanaan juga disusun oleh MKKS sehingga sekolah hanya tinggal melaksanakan sesuai jadwal yang sudah ditetapkan.

Adapun pelaksanaannya mulai Hari Senin (3-12-2012) s/d Sabtu (08-12-2012) dari jam 07.30 WIB s/d 09.30 WIB (sesi I) dan Jam 10.00 s/d 12.00 WIB (sesi II). 
Ruang tes diatur dengan jumlah peserta per ruang maksimal 20 peserta, sehingga ada 6 ruang yang digunakan sebagai ruang tes. tempat duduk diatur menyerupai pengaturan ruang ujian. 

Dengan model pelaksanaan seperti ini ada nilai plus sekaligus minus terhadap hasil evaluasi yang diperoleh. Mirip dengan kontroversi kebijakan penerapan UN dengan standar nilai yang seragam untuk seluruh wilayah Indonesia, maka di Kabupaten Temanggung juga terjadi adanya kesenjangan antar sekolah, terutama antara sekolah di perkotaan, pinggiran dan pelosok. Standar yang dibuat MKKS/MGMP tentu saja belum bisa menjadi sebuah patokan yang meliputi semua sekolah di Kabupaten Temanggung. Sedangkan nilai plus dari kebijakan itu antara lain adalah bahwa hasil tes ini bisa menjadi tolok ukur pencapain prestasi masing-masing sekolah, sehingga dapat dipetakan kualitas pendidikan di tingkat kabupaten. Kemudian efektifitas dan efisiensi dalam pengadaan lembar soal dan lembar jawab juga menjadi lebih terjaga karena ditangani oleh satu pihak. Panitia di tingkat sekolah juga tidak perlu repot membuat soal sendiri yang jika dilaksanakan dengan sungguh-sungguh proses penyusunan soalnya memerlukan serangkaian analisis dan verifikasi sebelum dipakai sebagai alat evaluasi.

Yang terpenting dari adanya kegiatan ini adalah bahwa rangkaian proses pembelajaran di SMPN 2 Bejen selama 1 semester ini akan segera berakhir. Dan yang tidak kalah penting dalam rangka mensukseskan tujuan sekolah adalah dukungan nyata orang tua siswa. Bukan saja dukungan yang bersifat materiil, namun yang jauh lebih penting adalah dukungan moril ketika siswa sudah tidak berada di sekolah. Karena saat ini peran sekolah sangatlah kecil apabila dibandingkan dengan peran lingkungan pergaulan di luar sekolah dalam rangka pembentukan karakter. Jika orang tua tidak berusaha melanjutkan pengawasan terhadap putra-putrinya dalam belajar, maka apa yang disampaikan di sekolah dapat dipastikan tidak akan dapat bertahan lama di dalam diri siswa, sehingga ketika tiba waktunya evaluasi mereka kesulitan mengingatnya dan otomatis berpengaruh negatif terhadap pencapaian prestasi dalam bentuk perolehan nilai raport yang masih kurang sesuai dengan KKM.

Sebagai penutup tulisan singkat ini, kita hanya bisa berusaha melaksanakan dengan sebaik-baiknya dan terus berdoa semoga dapat berjalan dengan baik dan lancar serta memperoleh hasil yang baik sesuai dengan target kurikulum atau bahkan jika mungkin melampauinya. amin, amin, amin ya Robbal 'alamin....


Wassalam....

BELAJAR MEMBACA DAN MENULIS

Sekilas merupakan sesuatu yang sangat sederhana dan mudah dilakukan. Dalam benak kita sedikit banyak pasti terbayang bagaimana seorang anak SD bahkan seorang anak TK atau mungkin balita belajar mengenal huruf dan menuliskannya di selembar kertas, dinding atau di manapun mereka menemukan tempat yang bisa dicorat-coret. Namun jika kita mau berpikir lebih dalam lagi ternyata membaca adalah sebuah bentuk  ketrampilan atau bahkan bisa menjadi sebuah keahlian khusus yang dapat diandalkan sebagai salah satu alternatif profesi untuk mendapatkan penghasilan. Untuk mendapatkan keahlian tersebut biasanya perlu motivasi tinggi dan perlu latihan yang tidak sedikit dan terus menerus untuk bisa memperolehnya, tidak jauh berbeda dengan keahlian-keahlian yang lain.

Sebagai sebuah keahlian tentu saja ada teori-teori dan praktek serta trik-trik untuk menguasainya, dan untuk melakukannya membutuhkan tahap-tahapan di mana pada setiap tahapan tersebut ada indikator-indikator  penguasaannya. Cepat lambatnya penguasaan masing-masing tahapan tersebut berbeda-beda antara orang perorang sesuai dengan bakat, minat, daya serap, kecerdasan, dan sebagainya. Jika kemampuan membaca ini dapat dicapai dengan baik (sampai tahap di manapun) maka kemampuan menulisnya juga akan berkembang dengan sendirinya seiring kemampuan seseorang memahami bacaan. 

Pada kesempatan ini kami hanya ingin menyampaikan bahwa ketrampilan / keahlian membaca ini ternyata  di kalangan siswa SMPN 2 Bejen masih sangat jauh di bawah rata-rata anak-anak seusianya. Mereka masih perlu belajar membaca dan menulis yang lebih banyak lagi untuk bisa mengikuti pelajaran di sekolah. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa sebagian besar siswa masih kesulitan dalam memahami materi bacaan dari buku paket maupun buku referensi, dan belum bisa membuat ringkasan materi sendiri. Ketika ditanya perihal bacaan yang baru saja dibaca, hanya bisa diam atau geleng-geleng kepala. Mereka seringkali tidak paham apa isi / makna kalimat yang baru saja mereka baca. Jika kalimat saja belum dapat dipahami maknanya, bagaimana bisa akan memahami sebuah paragraf ? Dengan kondisi demikian tidaklah aneh jika konsep-konsep penting dari sebuah ilmu yang disampaikan oleh guru seringkali hanya menjadi sebuah hafalan yang tidak ada hubungannya dengan kehidupan nyata, tetapi hanya berguna jika ulangan atau tes dan ujian saja. Sehingga bukan pula merupakan hal yang aneh jika prestasi belajar siswa selama ini sulit beranjak ke arah yang lebih baik.

Bukan bermaksud negatif dengan menyorot kekurangan yang ada pada siswa dan program pembelajaran pada jenjang sebelumnya, namun mengingat bahwa membaca merupakan ketrampilan dasar yang harus dikuasai seseorang (peserta didik) dan berpengaruh langsung terhadap prestasi belajarnya, maka dengan adanya fakta ini dapat dibuat sebuah pijakan baru yang berbeda dengan pijakan pada umumnya ketika guru menyusun dan menentukan program serta strategi pembelajaran. Dengan demikian tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dapat berjalan dengan efektif dan efisien.

Selain itu juga dapat menjadi bahan masukan bagi sekolah maupun para penentu kebijakan pendidikan yang lebih tinggi (dalam hal ini Dinas Pendidikan) untuk berusaha lebih meningkatkan budaya baca siswa dengan aneka rangsangan berupa program-program yang dapat menstimulasi rasa ingin tahu mereka. Selain itu juga agar pemerintah secara umum lebih meningkatkan budaya baca di tengah masyarakat, khususnya masyarakat pedesaan yang selama ini agak kurang familiar dengan buku, koran, majalah dan sejenisnya. Seiring dengan meningkatnya budaya baca maka akan dapat dipastikan bahwa kemajuan pola pikir orang-orang di daerah ini akan dapat berubah lebih cepat dan memberi kontribusi pada peningkatan kualitas kehidupan pada umumnya.

Semoga bermanfaat...Wassalamu'alaikum...